https://bbnews.id/pgli-maluku-jaring-peduli-anak-bangsa-gelar-acara-natal-bersama/ FacebookTwitterEmailWhatsAppSkypeGmailPrintFriendlyShare
Ambon, Barometer News | Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLI) bersama Lmbaga Jaringan Peduli Anak Bangsa (LJPAB) Regional Maluku menggelar acara Natal bersama di gedung Gereja Pantekosta Hatiwe kecil Galala kota Ambon, Rabu (8/1/2020).
Acara yang bertemakan “Jadilah sahabat untuk semua orang” ini dihadiri oleh Forkopinda provinsi Maluku, ketua persekutuan Gereja-gereja dan lembaga- lembaga Injili Indonesia provinsi Maluku, pimpinan Gereja-gereja dan lembaga-lembaga injili Indonesia, ketua JPAB Regional Maluku, pemuka Agama dan Tokoh Masyarakat, panitia Natal PGLII dan JPAB, Jemaat yang terhimpun dalam PGLII dan JPAB.
Dalam acara tersebut Staf Ahli Gubernur Maluku bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Martha Nanlohy saat membacakan sambutan Gubernur Maluku, menyampaikan bahwa perayaan Natal 25 Desember 2019 diberbagai tempat pada level jemaat-jemaat di berbagai daerah di Maluku, hampir secara serempak melakukannya pada Minggu Adventus, menjelang tanggal kelahiran Kristus 25 Desember 2019, tetapi PGLII dan JPAB merayakan Natal pada awal tahun baru 2020, suatu perayaan Natal yang sama dengan perayaan Natal di zaman Gereja mula-mula yang merayakan Natal di masa Epifania, yaitu pada permunculan Kristus dalam kemuliaannya sebagai anak Allah yang datang untuk menebus dosa manusia.
“Perayaan ini tentu sangat penting, pertama-tama untuk umat Kristiani tapi juga bagi seluruh umat manusia yang sementara melangkah memasuki tahun 2020,” ujar Martha.
Semua orang, lanjutnya, tentu berharap supaya perayaan ini memberi semangat bagi seluruh lapisan masyarakat, untuk memulai hidup baru ditahun ini. Perayaan-perayaan hari raya keagamaan memang mesti memberikan sumbangan yang kongkrit terhadap perubahan moral dan perilaku hidup pengikutnya, kebenaran iman atau Teologi suatu Agama terletak pada sejauh mana nilai-nilai Teologi dan keimanan itu berdampak terhadap gaya hidup masyarakat.
“Kita tidak dapat berpikir dikotomis mempertantang antara kebenaran Teologi di satu sisi dan fakta keseharian umat beriman. Seseorang yang beriman mestinya memancarkan makna ajaran yang diyakininya itu didalam hidup sehari-hari. Kebenaran suatu doktrin keagamaan mesti ditopang dalam perilaku umatnya. Jika sejak tanggal 6 Januari kemarin, berdasarkan kalender tahun Gerejawi, Gereja-gereja di seluruh dunia memasuki masa Epifania,” terangnya.
Stag ahli Gubernur itu juga mengajak warga Gereja mesti memanfaatkan momentum ini untuk memancarkan kemuliaan Kristus yang telah lahir itu dalam kehidupannya sepanjang tahun 2020 ini.
“Disitu saya melihat pentingnya perayaan Natal yang dilakukan oleh PGLII dan JPAB disaat ini, sebagai suatu tindakan pencerahan bagi warga Gereja untuk menghadirkan kemuliaan Kristus yang tidak hanya terbatas pada pohon Natal atau lampion yang warna-warni diwaktu malam,” kata Martha.
“Natal tidak boleh berhenti hanya sesuatu yang bersifat Simbolik dan ritual saja, karena Natal itu adalah tindakan Allah yang kongkrit. Allah tidak hanya sesuatu yang Simbolik, jika umat kristiani benar-benar menghayati makna Natal, itu harus tampak dalam seluruh kehadiran umat kristiani ditengah masyarakat,” sambungnya.
Menurut Nartha, Natal itu menantang kekristenan untuk membuktikan kebenaran arti Natal itu dalam tindakan dan perilaku orang-orang Kristen untuk menghadirkan arti tentang Damai ditengah seluruh pergumulan Bangsa. Dan Natal itu juga fakta tentang Plularitas orang-orang majus yang datang dan memberikan persembahan bagi Kristus yang lahir, itu adalah bukti betapa Allah yang datang manusia itu benar-benar terbuka terhadap semua orang dari latar belakang apapun.
“Bukan hanya itu, Natal itu bukan hanya Allah yang terbuka kepada semua orang, tapi Natal juga berisi respons dari semua orang terhadap kenyataan Allah yang hadir dan berpihak terhadap kemanusiaan setiap orang yang tampak dalam fakta para Majus,” jelas Martha membacakan sambutan tertulis Gubernur Maluku.
Mewakili Gubernur Maluku, pemerintah daerah mengakui bahwa tidak mungkin bisa sukses tanpa dukungan dan partisipasi penuh dari Basudara semua. Karena itu, menurutnya, kalaupun kita bisa berbangga mengakhiri tahun ini dengan sejumlah keberhasilan, maka kebanggaan itu mesti dipersembahkan kepada seluruh masyarakat Maluku dimana pun berada.
“Sekali lagi atas prestasi itu saya mengajak, kita untuk mari terus bekerja untuk rakyat dan Negeri Maluku tercinta, sebab Maluku kita adalah Maluku untuk semua Maluku yang aman damai dan sejahtera. Wujudkan terus persamaan hidup orang Basudara sebab hanya dengan kebersamaan kita dapat melihat wujud Natal Kristus yang sebenarnya dan dari situlah kita dapat membangun Maluku yang terkelola secara jujur bersih dan melayani. Terjamin dalam kesejahteraan dan Berdaulat atas gugusan kepulauan,” ujarnya.
“Semoga Tuhan yang maha kuasa senantiasa memberkati kita semuanya kini dan selamanya, Semoga ditahun yang baru ini pelayanan kita semakin sayang untuk sesama, demi kemuliaan nama Tuhan,” ucap Martha mengakhiri sambutannya.
Penulis : Mohammad Nurlette
ความคิดเห็น